Rabu, 03 Agustus 2011

Dari Juragan Laundry ke Kontraktor Muda.


DARI STAR-G LAUNDRY SAMPAI DBC TEAM
1,5 tahun kuliah di politeknik negeri ujung pandang akhirnya kami berhasil mewujudkan rencana yang telah dibuat pada awal semester yakni kami berhasil menyewa sebuah rumah untuk dijadikan basecamp kelas selama satu tahun kedepan. “Perumahan Bosowa blok F3 No. 8” merupakan bangunan baru yang menjadi saksi dari kebrutalan dan kejorokan dari anak-anak civil struktur 06. Banyak cerita, suka, duka dan juga bahkan dosa yang dibuat selama stahun di basecamp ini.
Base camp ini kami sewa dengan harga 2,5 jt pertahun. Sumber uang yang didapatkan yakni berasal dari hasil patungan dari teman-teman satu kelas. Jadi secara resmi rumah ini merupakan rumah bersama bagi seluruh anak struktur 06 tetapi yang dikatakan sebagai penghuni tetap base camp ini adalah, Hudzaefah, asmar dan Andika. 
Berkat jasa-jasa dari kami bertiga, bangunan baru ini dapat terlihat menjadi rumah kumuh.heehhehe..terlebih lagi ketika kami membuat sebuah usaha laundry di base camp ini.
Ide untuk mendirikan usaha laundry ini dimulai ketika setengah tahun base camp ini ditempati. Entah kenapa pada saat itu jiwa enterprenaurship kami bertiga sangat tinggi. Setiap aliran darah yang mengalir keotak kami selalu menambah gairah kami untuk selalu berfikir bagaimana menghasilkan dollar. Setiap apapun yang kami lihat, selalu memiliki nilai bisnis tapi semua khayalan bisinis kami yang terlaksana yakni mendirikan usaha laundry. Hal ini dikarenakan modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar dan kebetulan pada waktu itu adalah musim hujan jadi kemungkinan untuk mendapatkan job yang besar dapat lebih banyak.
Dengan modal kumpul-kumpul atau bahasa kerennya  “curung-curung”, akhirnya terkumpul uang Rp. 1.700.000. Sehingga kami pun langsung ke ALASKA, toko elektronik yang berada di jalan Pengayoman. Selama kurang lebih 1 jam memilih-milih mesin cuci di tambah 1 jam menggoda para SPG-SPG toko alska, kami pun bertiga sepakat memilih mesin cuci
 “Sunyco”. Mesin cuci ini seharga Rp. 1.500.000 dan berkapasitas 10 kg/ satu kali cuci.
Dalam hitung-hitungan matematis yang ngawur jika Kondisi full orderan. Dengan 10 kg/satu kali cuci, dan dalam satu kali cuci membutuhkan waktu 20 menit, Dan biaya per kgnya adalah Rp. 4000, maka kami bisa menghasilkan uang Rp 2000/menit berbeda sedikit dengan David Beckham yang menghasilkan uang Rp 240000/menit.
Bingung gimana cara HITUNGANnya? Heeheh..namanya saja hitungan ngawur
Nah setelah kami memesan dan membayar mesin cuci itu, kami langsung kembali ke basecamp tuk membuat “strategy business” yang asal-asalan juga.
Sasaran utama pelanggan kami adalah anak kos yang berada persis didepan kamar basecamp kami. Sehingga saya pun mempromosikan kepada salah satu penghuni kos tersebut yang juga teman saya di salah satu organisasi. Saya meminta dia untuk mempromusikan usaha laundry kami yang baru Beroprasi 3 jam yg lalu. Dan ternyata usaha tersebut cukup efektif . sehari setelah saya meminta bantuan teman saya tuk mempromosikan usaha laundry ini, SMS dari teman kosnya pun masuk. Bunyinya kurang lebih seperti ini
kak, buka laundry ya” …kata pelanggan pertma kami itu.
“iya, baru buka kemarin, ada yang bs di bantu?” balas ku dengan ramah.
ow, iya, klw begitu saya kedepan tuk bawa pakain saya”..jawabnya lagi
“ok. Dengan senang hati”… kami pun menunggu kedatangan pelanggan pertma kami dengan semangat.
Tapi tiba-tiba semangat kami yang berkobar itu pun berubah drastis, seolah-olah awan mendung dan petir langsung menyambar tepat didepan mata kami ketika melihat pelanggan pertama kami itu. Bukan karena pelanggan kami itu cantik luar biasa atau bukan karena pelanggan kami itu orang kaya raya yang mau membayar mahal, TAPI karena tenyata..ternyata..ternyata… pelanggan kami yang pertama itu adalah Seorang mahasiswa baru di jurusan teknik sipil politeknik negeri ujung pandang. Wibawah kamipun seolah-olah langsung runtuh, karena ketika sampai didepan pintu base camp kami dia langsung berkata “ TOLONG DI CUCI YANG BERSIH YA KAK’, DUA HARI LAGI SAYAAMBIL”……
DUARRRRRRRRRRRR….sialan
-          ketika dikampus kami berkoar-koar masalah pentingnya SENIORITAS, tapi ternyata didunia bisnis senioritas tidak berlaku, yang berlaku adalah PELANGGAN ADALAH RAJA.
-          Ketika dikampus kami dengan seenaknya dapat menyuruh-nyuruh mereka, tapi didunia bisnis pelanggan itu menyuruh mencuci kotoran di pakain seberisih-bersihnya bersih dan dalam jangka waktu sesingkat-singkatnya...
(secara tidak langsung dia membalas dendam Ospek yang telah kami berikan dikampus)
Tapi itulah dunia, terkadang memperhadapkan kita pada suatu kondisi yang tidak kita inginkan. Tapi dibalik semua itu kami memiliki penglaman yang berharga.
Melupakan masalah WIBAWAH dan SENIORITAS kami pun fokus menyusun strategi bisnis untuk mengembangkan usaha ini. Mulai dari penentuan nama, tarif/biaya, dll
Akhirnya kami sepakat menamakan usaha ini STAR-G Laundry  
Brosurpun kami mencetek , membagi-bagikan dan menempelkanya di depan kos-kos yang berada di sekitar kampus.

Berikut adalah gambar brosur itu :
dan berikut gambar yang terpasang didepan dinding basecamp :


Setelah memasang brosur dimana-mana, seminggu kemudian sdh mulai terasa  efeknya, terkadang ketika kuliah ada yang sms maupun nelfon untuk pakaiannya di ambil tuk dicuci dikos-kosan masing-masing. Tapi karena tugas kampus yang menumpuk akhirnya kami menolak orderan-orderan tersebut, Awalnya kami berencana mempekerjakan orang tapi mencari pekerja itu juga tidak semudah membalikan telapak tangan…heheh sehingga banyak lagi pelanggan yang tidak mengorder. Kami hanya mengambil pesanan yang diambil pada malam hari, itupun ketika kami mengambil pakaian itu, kami menggunakan peralatan pengaman yang lengkap, mulai dari helm sampe penutup wajah. Maklum namanya masih berjiwa muda, maka gengsinya terkadang masih sangat tinggi, sehingga terkadang malu kalau disebut sebagai “JURAGAN LAUNDRY” hehehe..
Sampai pada suatu malam saya dan seva pergi mengambil orderan pada sebuah kamar kos. Dengan menggunakan peralatan pengaman yang lengkap, helm dan penutup wajah kami pergi kesana “
“tok…tok…tok…Laundry”..sahut kami
“iya, tunggu sebentar”…suara sumbang dari dalam kamar kos
Tidak lama kemudian keluarlah seorang gadis yang sepertiya tidak asing dimata kami. Ternyata dia adalah senior kami. Kami pun menundukan kepala. “meskipun kami pernah berjanji tuk berusaha professional, tapi setiap pelanggan adalah orang yang kami kenal ternyata rasa minder juga terkadang muncul” hehe
“Ini pakaiannya”…
“ok”…
Tapi dengan kata “ok” saja pelanggan kami yang satu ini cukup mengenali suara kami.
“kamu seva”…Tanya nya
“dengan malupun kami menjawab “iya kak, mencoba memupuk jiwa wirausaha kak”…heheheh
“wah bagus, kreatif”…tapi dari mimic wajanya kelihatan kalau didalam hatinya tertawa terbahak-bahak….heheheh
Kami pun segera kembali ke basecamp dan menemui asmar yang telah mempersiapkan mesin cuci tuk menjalankan profesi kami pada malam hari yakni sebagai “The Laundry boy’s”…hehehe
Tapi karena kuliah kami yang semakin padat, usaha ini hanya berjalan selama 2 bulan, itupun belum break even point alias belum kembali modal dan usaha ini distop…hehehe…tapi dengan adanya percobaan usaha yang gagal ini, justru merangsang jiwa-jiwa kami untuk mencari benih-benih usaha lain. Dan akhirnya pada suatu hari kami berhasil mendapatkan dana bantuan sebesar Rp 40.000.000 dari dikti tuk memulai suatu usaha. Dari kegagalan usaha di laundry itu pun kami akhirnya mendapatkan pekerjaan yang justru lebih besar yang kami beri nama DBC (design building construction).
Ini menunjukan bahwa kami adalah seorang calon enterprenaur yang berani mengambil resiko dan berani mencoba. Karena kami DBC team  memang adalah “JIWA-JIWA GAGAH YANG PANTANG MENYERAH” 

The ExLaundry's boy’s
Andika_Asmar_Seva.