Selasa, 03 April 2012

LINTAS JALUR 2009

Lintas Jalur ITS tahun 2010>>>...
        4 Januari ketika saya baru pertama kali menginjakan kaki ditanah jawa ini, saya merasa yakin kalau saya akan survive ditempat ini namun ternyata tidak mudah menjalani kehidupan di tanah jawa ini selama  2 tahun, butuh penyusuaian dalam banyak hal, terutama penyesuaian lidah dan penyesuaian perut. Oleh karena itu langkah awal yang saya lakukan adalah dengan belajar sedikit demi sedikit tentang bahasa jawa kepada teman SMA saya yang lebih dahulu kuliah di ITS ini, Saya masih ingat betul hal pertama yang dia ajarkan kepada saya. Seperti ini ajarannya:

ari
: kalau kamu ingin lewat didepan orang yang lagi ngumpul dan duduk-duduk kamu harus permisi dengan mengatakan “ jancok mas…jancok mas”!!!!!

Saya : dengan lugu dan semangatnya saya mengatakan “Ok…SIIP…SIIP…”

GILA!!!...Bisa dibayangkan efeknya ketika saya akan mempraktekannya didepan preman-preman yang sedang nongkrong didepan lorong gang Asem Payung III…Bisa berubah jadi tempe penyet saya!!!..hehehehe
Beruntung hal itu belum sempat saya laksanakan tapi saya sudah tau artinya…Nah sejak saat itu saya selalu berhati-hati jika belajar bahasa jawa dengan dia lagi..

Begitupula pada saat telah memasuki kegiatan perkuliahan bersama teman-teman lintas jalur tahun 2010, Perlu banyak penyesuaian tingkah laku dan Lidah. Keberagaman asal daerah teman-teman yang bergabung didalam kelas Lintas Jalur ITS tahun 2010 membuat lidahku harus bekerja ekstra untuk menyesuaikan diri.
Yaaa..anak-anak LJ tahun 2010 memang berasal dari berbagai daerah yang berbeda sehingga otomatis memiliki dialeg bertutur kata yang berbeda-beda pula. Ada yang berasal dari Jakarta, Medan, Jogja, Semarang, Surabaya, Malang, Gresik dan kota-kota lain yang berada di pulau jawa serta tentunya dari daerah yang terjauh yaitu Makassar.

Karena rasa menghargai dan toleransi teman-teman yang cukup baik, maka mau tidak mau kita harus sedikit berasimilasi, mencoba menyesuaikan lidah terhadap dialeg teman-teman lainnya. Alhasil ketika anak Makassar, anak medan, anak Jakarta dan anak Surabaya kumpul dan bercerita, maka terlahirlah dialeg baru yang belum pernah ada sebelumnya dari sabang sampai merauke. HEHEHE…… Hasilnya Ada yang menggunakan logat Jakarta yang ke Surabaya-surabyaan, ada yang menggunakan kata loe..gue tetapi nada suaranya tetap khas Surabaya, dan bahkan lebih parahnya lagi yang dilakukan oleh Vitaloka roma dia berusaha untuk menguasai berbagai dialeg bahasa, mulai dari medan, Jakarta, Surabaya hingga Makassar, Alhasil logat yang dia keluarkan sampai sekarang adalah menyerupai dialag Papua( hehehhe….peace).
           Banyak cerita yang terjadi didalam dan diluar kelas salah satu yang masih saya ingat ketika mata kuliah “Pelabuhan” ketika itu pak “cy” sedang serius menjelaskan fungsi dari pelabuhan. Semua mahasiswa memperhatikan dengan tenang, sehingga suara didalam kelas terasa senyap tapi ntah kenapa tiba-tiba  dari barisan bangku kedua terdengar suara “kliiik” ternyata suara itu adalah suara kamera dari salah seorang teman cewe yang sedang memotret melalui kamera HP-nya, entah apa yang dia potret, Pak “cy”??? Dirinya sendiri??? Teman disampingnya??? Atau yang lainnya??? hanya dia dan tuhan yang tau, yg jelas pada kejadian itu saya langsung respon mengatakan pada si dosen, dia ngefans pak!!! Alhasil sisa-sisa jam perkuliahan dihabiskan dengan wajah dosen yang merah dan Salah Tingkah.hahahah
Hari, minggu, bulan dan semeseter demi semester dilalui dengan tidak mudah terdapat masalah pada tiap masing-masing orang. Awal masuk kuliah jumlah mahsiswa (i) sebanyak 61 orang, tiap semester ada saja yang mengundurkan diri dan cuti karena pertimbangan berbagai hal yang menyangkut masadepan masing-masing. Tapi meskipun demikian LJ angkatan kami banyak mendapat pujian dari dosen-dosen sebagai angkatan LJ terbaik. Meskipun jumlahnya terbanyak sepanjang sejarah LJ, tapi tetap saja ± 90% mampu melaksankan TA sesuai dengan target.
      Banyak cerita antara sesama teman, dengan dosen dan bahkan staf akademik. Tapi hal yang mungkin tidak terlupakan dan sekaligus menyedihkan yaitu ketika berinterksi dengan Almrhum Bpk Ir. I Ketut Dunia PDEng. (dosen Struktur Beton Praktekan) memang penyesalan selalu datang belakangan, yaaaa….perasaan menyesal itu memang datang setelah pak ketut telah meninggal, perasaan menyesal ketika mengingat betapa tulusnya beliau dalam mengajar namun respon yang kami berikan adalah sebuah keacuhan dan sibuk sendiri, masih teringat betul diotakku selaku orang yang selalu duduk di bangku paling depan pojok kiri, saya biasa memperhatikan pak ketut hanya biasa diam sejenak ketika kami membuat kegaduhan didalam kelas, beliau hanya menelan ludah dan setelah itu melanjutkan mengajar. 1 minggu sebelum meninggal beliau tidak masuk kelas dan kami justru menyambutnya dengan gembira tapi ternyata mungkin pada saat itu beliau sedang berjuang melawan sakitnya. Mungkin karena kejenuhan rutinitas setiap hari sehigga setiap ada dosen yang tidak masuk kelas maka hampir semua raut muka teman-teman berubah menjadi sumringah seperti habis memenangkan hadiah undian. Tapi meskipun begitu kami tetap bangga pada dosen-dosen kami.
Selamat Jalan pak Ketut!!!Trimakasih karna engkau telah menghabiskan sisa nafas mu untuk menjadi seorang pendidik.
        Selain cerita lucu dan sedih terdapat juga kisah asmara (cinta lokasi didalam kelas) namun karena belum mendapatkan ijin dari siPelaku maka saya tidak akan menceritakan secara detail pada catatan ini…Yang jelas kisah kehidupan asmara didalam kelas kami cukup beragam…ada yang melakukan pengejaran sampai kekota djakarda, ada yang baru jadian tapi harus menjalani LDR karena si cowo keterima di perusahaan BUMN, ada cewe yang simpati kepada cowonya karena si cowo meninggalkan UTS demi ikut membantu korban Merapi, ada yang berharap terlalu besar tapi belum mendapatkan respon bahkan ada yang mengejar mati-matian tapi masih belum mendapatkan kepastian … yang lagi berusaha…tetap semangat mas & mba bro...

Berikut adalah nama-nama mahasiswa LJ 2010. Bagi yang tidak tersebut jangan marah ya…ini hanya sesuai dengan apa yang saya ingat saja…(bersambung)